Tari Topeng Malangan
23.40
Tari
Topeng Malangan adalah pertunjukan kesenian tari dimana semua pemerannya
menggunakan topeng. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari
Malang, Jawa Timur. Tari Topeng Malangan ini hampir sama dengan Wayang Wong,
namun yang membedakan adalah pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang
sering dibawakan merupakan cerita panji.
Wayang
Topeng Malangan merupakan tradisi budaya dan religiusitas masyarakat Jawa
semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana saat abad ke 8 M.
Di
Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola
berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi itu
peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa,
yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil
cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana.
Dari
keterangan diatas bisa diperkuat oleh Almarhum Karimun bahwa kesenian topeng
tidak diperuntukkan untuk acara-acara kesenian seperti sekarang ini. Topeng
waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan.
Barulah pada masa Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari.
Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari. Sebab
waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan, untuk mempermudah riasan, maka para
penari tinggal mengenakan topeng di mukanya.
Saat
kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan
cerita-cerita Panji. Cerita Panji dimunculkan sebagai identitas kebesaran
raja-raja yang pernah berkuasa ditanah Jawa. Cerita-cerita Panji yang
direkonstruksi oleh Singasari adalah suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi
kekuasaan Singasari yang mulai berkembang.
Wayang
Topeng ini dipakai media komunikasi antara kawulo dan gusti, antara raja dan
rakyatnya. Kemampuan untuk menyerap segala sesuatunya dan membumikan dalam
nilai kejawaan juga banyak terjadi tatkala Islam dan Jawa mulai bergumul dalam
konteks wayang topeng.
Tari Topeng Malangan ini dilakukan oleh beberapa orang dalam
satu kelompok seni atau sanggar tari dengan menggunakan topeng dan kostum
sesuai tokoh dalam cerita yang dibawakan. Cerita yang diangkat dalam
pertunjukan Tari Topeng Malangan biasanya adalah cerita panji dengan tokoh –tokoh
seperti Raden Panji Inu Kertapati (Panji Asmarabangun), Galuh Candrakirana,
Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dll.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang
Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang juga bertugas untuk memberikan
sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen. Untuk musik pengiring pertunjukan
Tari Topeng Malangan ini, biasanya diiringi oleh iringan musik tradirisional
seperti kendang, bonang, gong dan instrument gamelan lainnya. Selain itu,
pertunjukan akan semakin meriahkan dengan adanya Panjak dan Sinden. Khusus
untuk Panjak biasanya dilakukan oleh salah satu penabuh musik pengiring. Selain
bertugas memainkan musik dan menyanyi, Panjak juga sering berkomunikasi dengan
Dalang dan penonton untuk memeriahkan acara.
Written by:
Urvi Annabila
I.Kom.1
Kelompok 28
0 komentar