- 09.11
- 0 Comments
Hai semua! Malang adalah salah satu dari
sekian banyak kota di jawa timur yang memiliki begitu banyak budaya yang unik
dan indah. Nah, selain tari topeng, di Malang ini juga terdapat tarian
tradisional yang disebut tari Beskalan. Tarian tradisional satu ini merupakan
salah satu tarian selamat datang yang khas dari Malang, Jawa Timur.
Tarian ini biasanya dipertunjukan
pada saat penyambutan tamu besar yang datang ke sana. Selain menjadi tarian
selamat datang, Tari Beskalan ini juga sering dipertunjukan pada pementasan
Ludruk sebagai tarian pembuka setelah Tari Remo. Tari
Beskalan ini awalnya merupakan bentuk tarian ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Malang pada jaman dahulu apabila akan membuka lahan atau mendirikan
bangunan. Pada saat mengawali penggalian tanah, biasanya diadakan ritual
penanaman tumbal yang sering disebut dengan “cok bakal” atau “sesajen”. Tumbal
yang digunakan pada umumnya adalah kepala kerbau. Tumbal tersebut merupakan
sedekah bumi yang harus dilakukan agar terhindar dari bahaya dan lahan yang
dibuka tersebut diberikan kesuburan. Orang jaman dahulu percaya bahwa jika
mereka memberikan tumbal maka mereka akan terjauh dari bahaya.
Pada saat acara ritual tersebutlah pertunjukan Tari Beskalan
dimulai. Tari Beskalan ini juga dianggap sebagai wujud rasa syukur dan rasa
hormat kepada leluhur agar diberkati tanah yang subur dan rejeki yang melimpah.
Selain dipertunjukan dalam acara ritual, di daerah tertentu Tari Beskalan ini
juga menjadi tarian wajib yang harus dipentaskan ketika acara bersih desa.
Selain itu, tari Beskalan juga dapat menggambarkan rasa syukur dan hormat kepada
lulur, tarian beskalan ini juga dianggap sebagai simbol permulaan kehidupan.
Karena kepercayaan inilah tarian ini
mulai berkembang, tidak hanya sebagai bagian dari ritual, namun juga sebagai
pembuka acara dan penyambutan tamu besar.
Tari Beskalan ini biasanya dimainkan oleh empat orang penari
wanita dalam pertunjukannya. Namun di acara tertentu dapat juga dimainkan oleh dua
orang, bahkan ada juga yang lebih dari empat orang bergantung pada acaranya. Dalam
pertunjukannya penari menggunakan busana dan tata rias khas Tari Beskalan. Pada
bagian kepala penari menggunakan sanggul yang dihias dengan cundhuk mentul.
Lalu pada bagian tubuh atas menggunakan
kemben dan dipadukan dengan ilat – ilatan. Untuk bagian bawah menggunakan
celana sepanjang lutut dan tambahan kain pada bagian depan dan belakan yang
panjangnya sejajar dengan celana. Sedangkan pada bagian kaki menggunakan kaus kaki
putih dan gongseng. Tidak lupa selendang yang di pasangkan di bahu yang
digunakan untuk attribute menari.
Kalian pada tahu Tari Remo kan? Nah, gerakan dalam Tari
Beskalan ini mirip dengan gerakan pada
Tari Remo, hanya saja gerakan dalam tarian ini lebih anggun dibandingkan dengan
Tari Remo sehingga menggambarkan sisi kecantikan seorang wanita. Dalam
pertunjukan Tari Beskalan ini juga diiringi oleh iringan musik tradisional.
Awalnya Tari Beskalan ini diiringi oleh beberapa alat musik yang sederhana seperti
kendang, jidor dan lain – lain. Namun pada masa sekarang ini biasanya diiringi
oleh musik gamelan jawa dengan laras slendro yang menjadi ciri khas gamelan di Jawa Timur.
Keren bukan? Sebenarnya masih ada beberapa lagi tarian khas
malang, karena itu kuy main ke Malang
and enjoy the rest of Ngalam culture!
Vira Fairuz Salsabilla
E.KOM.1
Kelompok
28
165120207111060
Universitas
Brawijaya
- 08.47
- 0 Comments
Kota Malang dikenal
dengan pariwisata alam juga wisata kuliner yang khas, diantara keaneka ragaman
kulinernya, salah satu produk makanan ringan yang telah banyak dikenal
masyarakat adalah kripik tempe Malang. Produk tempe dari kota Malang diakui memang
memiliki kelezatan yang berbeda dengan produk tempe dari daerah lain.
Tempe Malang diproduksi dari bahan kedelai yang rata
rata adalah kedelai Import untuk menghasilkan bentuk tempe yang baik juga rasa
yang lezat. Kedelai sebelum melalui proses pengolahan dipilih melalui
tahap Quality Control untuk menghasilkan tempe berkualitas
serta bebas dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia.
Kripik tempe Malang diproses oleh tenaga professional di
bidangnya, proses produksi kripik dilakukan secara semi tradisionil dan modern,
dengan dibantu alat alat pendukung dan pengalaman dari tenaga ahli, kami
berusaha untuk membuat produk yang terbaik dengan acuan utama rasa lezat,
higienis, dan sehat.
Komposisi Dasar Kripik
Tempe Malang
Bahan baku pembuatan
kripik tempe Malang dipilih dari bahan bahan terbaik untuk menghasilkan rasa
yang terbaik juga, adapun komposisi dasar pembuatan kripik tempe Malang ada
beberapa macam :
- Tempe kedelai.
- Tepung terigu.
- Tepung beras.
- Telur Ayam.
- Bawang putih.
- Jeruk purut.
- Kapur sirih.
- Rempah rempah.
- Garam dan gula.
- Penyedap rasa.
- Minyak Nabati.
Dari bahan bahan tersebut
dan resep kripik tempe Malang dibuat untuk selalu memberikan
hasil terbaik pada cita rasa kuliner Malang.
Macam Rasa Aneka
Kripik Tempe Malang
Aneka Kripik Malang
menyuguhkan rasa asli kripik tempe Malang dalam rasa Original, dan beberapa
rasa lain diantaranya :
- Ayam Bakar
- Ayam Bawang
- Ayam Bawang Pedas
- Balado
- Balado Cabe Hijau
- Barbeque
- Jagung Bakar
- Jagung Manis
- Jeruk Purut
- Keju
- Lada Hitam
- Original
- Pedas Manis
- Pizza
- Rumput Laut
- Sambal Setan
- Sambal Udang
- Sapi Panggang
- Seafood
- Spagheti
- Udang
Kemasan Kripik Tempe
Malang
Terbungkus rapi dalam kemasan
plastik bening (Polypropelene) dengan ketebalan 0.10 mm, dengan berat setiap
produk kripik tempe Malang yang ditawarkan adalah 100 gram. Selain produk yang
sudah dalam kemasan, kami juga menyediakan produk curah untuk konsumen yang
melakukan repacking atau kemas ulang, disini syarat dan ketentuan pembelian
berlaku.
Daya Tahan Produk
Kripik Tempe Malang
Daya tahan produk dimulai
dari tanggal atau masa produksi bisa mencapai 6 bulan maksimal dengan
persyaratan tidak terjadi kebocoran pada kemasannya (selalu tertutup rapat) dan
disimpan pada temperatur normal dan kering.
Pembelian Produk Aneka
Kripik Malang
Ketentuan pembelian
terbagi pada dua katagori berdasar jenis konsumen yaitu retail dan grosir,
untuk lebih jelasnya mengenai cara pembelian retail lihat di “Beli Retail”.
Sedangkan untuk pembelian grosir dengan semua syarat ketentuannya bisa dilihat
di “Beli Grosir”.
Harga Produk Bagi
Konsumen Retai atau Grosir
Harga yang kami tawarkan
cukup bersaing, untuk lebih jelasnya mengenai harga saat ini atau harga yang
selalu update bisa dilihat atau klik di link berikut “Harga Produk Kripik Tempe Malang”.
Oleh : Tryas Reandika
- 08.46
- 0 Comments
Halo ngalamers! Bicara tentang kota ngalam alias malang, memang
tidak ada habis-habisnya. Kota dengan sejuta kebudayaan dan masyarakatnya yang
enerjik, religius, dan ramah, serta bangga dengan identitasnya sebagai Arek
Malang (Arema) yang menjunjung tinggi kebersamaan dan kesetiaan kepada kota
tercintanya, kota Malang. Dari sejuta kebudayaan yang ada di Malang, mulai dari
tari topengnya, kesenian bantengannya, boso walikannya, dan budaya-budaya
lainnya, terselip satu budaya yang tak kalah indah dan melengenda yaitu “Wayang
Krucil”. Wayang memang identik dengan Jawa, namun apa bedanya Wayang Krucil
dengan Wayang yang lain?
Kesenian Wayang Krucil memang tak
sepopuler Wayang Kulit ataupun Wayang Golek yang sering dipentaskan masyarakat.
Di wilayah Malang, seni tradisi ini pernah mengalami masa keemasan di tahun
60'an Ngalamers. Setara dengan Topeng Malangan (dari Pakisaji) dan Wayang Kulit
(Purwa). Wayang Krucil tak sekadar benda pementasan seni, namun juga mempunyai
nilai-nilai budaya yang tinggi. Sekaligus berperan sebagai media hiburan rakyat
yang sarat dengan muatan sejarah, aspek moral dan etika. Pada puncak
kejayaannya, Wayang Krucil tersebar hampir di seluruh daerah. Bermula dari
Kabupaten Nganjuk, lalu ke Kabupaten Kediri, dan menyebar hingga kawasan
Kabupaten Malang. Kini posisinya semakin tergusur semakin membanjirnya
kebudayaan modern. Bahkan pementasannya-pun sulit dijumpai, Ngalamers. Kecuali,
dalam acara-acara ritual yang terkait dengan bersih desa dan nadar.
Seperti ditelan jaman. Saat ini Wayang
Krucil hanya tersisa beberapa saja. Salah satunya, Wayang Krucil milik
Paguyuban Mardi Laras di Desa Garu, Kecamatan Baron, sekitar 15 kilometer
sebelah timur Kabupaten Nganjuk. Lainnya, Wayang Krucil milik Mbah Yem/Pak Jain
di Dukuh Wiloso, Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Wayang
Krucil yang ada di Desa Gondowangi menjadi satu-satunya wayang krucil yang
paling lengkap (utuh) berjumlah 75 buah, meski yang 3 buah dalam kondisi rusak.
Sedangkan di desa Garu Kabupaten Nganjuk, kondisinya tidak lengkap namun
gamelan aslinya masih terawat. Sedangkan di desa lainnya, Wayang Krucil sudah
punah dan tak memiliki pewaris lagi.
Khususnya
di sebuah desa bernama Gondowangi, Wayang Krucil dianggap sebagai bagian dari
keberadaan desa, perawatannya berlangsung turun-temurun. Keberadaannya sudah
sebagai benda pusaka yang dianggap sakral oleh masyarakat sekitar. Pementasan
dalam upacara Syawalan (setiap minggu awal bulan Syawal) setahun sekali adalah
hal wajib. Kesakralannya terwujud dalam upacara pagelaran yang harus disertai
sesajen khusus, dan dibacakan mantra oleh Mbah Yem, selaku pemilik turun
temurun. Wayang Krucil dibuat dari Kayu Pule atau Mentaos berbentuk pipih.
“Kayu pule atau Mentaos memiliki serat halus, kalau dibuat wayang hasilnya
bagus. Namun, kayu ini sekarang susah didapat. Dari segi fisik, Wayang Krucil
yang memiliki ketebalan 2-3 centimeter, bentuknya mengarah tiga dimensi.
Mungkin hal itulah yang membuat karakter tokoh-tokoh pada Wayang Krucil
terkesan lebih bernyawa dibanding Wayang Kulit.
Perbedaan lainnya yaitu jika pada
Wayang Kulit (purwa) satu wayang mewakili satu tokoh atau satu karakter dan
juga memiliki satu nama. Pada Wayang Krucil 'Panji Asmorobangun' ini satu
wayang bisa bergantian memerankan beberapa tokoh dan karakter. Tokoh Baladewa
misalnya, digunakan ketika sang dalang mengambil sumber cerita Mahabarata.
Tetapi, ketika mengangkat cerita Menak, tokoh ini digunakan sebagai figur Prabu
Rusmantono, Raja Sindukaas. Sedang Bima (Bratasena) menjadi tokoh Raja Lamdaur
Alam dari Kerajaan Srandil. Seperangkat gamelan 'Mardi Laras' selalu mengiringi
pementasan kesenian Wayang Krucil ini. Dengan 10-an pemusik (penabuh) dan 2
pesinden (penyanyi).
Dari sisi cerita, Wayang Krucil
mengambil beberapa sumber, diantaranya cerita yang berkaitan dengan Kerajaan
Kediri. Seperti kisah Panji Semirang Panji Asmara Bangun, Candra Kirana, atau
'sempala'n seperti Lakon Lembu Amiluhur Krido. Cerita rakyat tentang perlawanan
kepada Belanda juga diangkat. Atau, cerita lain seputar Walisongo dan pendirian
Kerajaan Islam Demak. Bahkan ada juga cerita dari Serat Menak yang diadaptasi
dari Persia yang berkaitan dengan perkembangan agama Islam. Namun, untuk penamaan
tokohnya sudah diadaptasi. Sang Dalang juga bisa mengambil sumber cerita
sendiri yang dikenal sebagai Lakon Carangan.
Namun sangat disayangkan, Wayang
Krucil di Desa Gondowangi kini dalam kondisi yang memprihatinkan. Tak banyak
yang peduli, hanya segelintir seniman saja. Yang lebih disayangkan, pemerintah
daerah setempat pun tak banyak berbuat. Inilah yang menjadi kekhawatiran
seorang seniman lokal. Menghidupkan kembali kejayaan Wayang Krucil, dan tetap
melestarikan kesenian. Setiap tahun rata-rata Wayang Krucil hanya bisa tampil
2-3 kali. Biasanya, untuk memeriahkan kegiatan bersih desa, hari ulang tahun
Kabupaten Malang, atau pementasan rutin di even tahunan seperti “Malang Tempo
Doeloe”.
Nah, keberadaan Wayang Krucil ini sudah
hampir punah di tengah himpitan budaya modern yang tak terbendung, banyak orang
yang tidak peduli dengan warisan budayanya sendiri padahal banyak sekali
niai-nilai kebudayaan yang ada di dalamnya, sudah saatnya kesenian tradisi
menemukan pewarisnya di rumah sendiri. Kalau bukan kita yang mewariskan, lantas
siapa lagi?
Sumber : Halomalang
Ditulis
oleh :
Dwi
Setyani
B
KOM 1
Kelompok
28
Ilmu
Komunikasi 2016
- 12.49
- 0 Comments
Tari
Topeng Malangan adalah pertunjukan kesenian tari dimana semua pemerannya
menggunakan topeng. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari
Malang, Jawa Timur. Tari Topeng Malangan ini hampir sama dengan Wayang Wong,
namun yang membedakan adalah pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang
sering dibawakan merupakan cerita panji.
Wayang
Topeng Malangan merupakan tradisi budaya dan religiusitas masyarakat Jawa
semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja Gajayana saat abad ke 8 M.
Di
Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola
berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi itu
peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa,
yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil
cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana.
Dari
keterangan diatas bisa diperkuat oleh Almarhum Karimun bahwa kesenian topeng
tidak diperuntukkan untuk acara-acara kesenian seperti sekarang ini. Topeng
waktu itu yang terbuat dari batu adalah bagian dari acara persembahyangan.
Barulah pada masa Raja Erlangga, topeng dikontruksi menjadi kesenian tari.
Topeng digunakan menari waktu itu untuk mendukung fleksibilitas si penari. Sebab
waktu itu sulit untuk mendapatkan riasan, untuk mempermudah riasan, maka para
penari tinggal mengenakan topeng di mukanya.
Saat
kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan
cerita-cerita Panji. Cerita Panji dimunculkan sebagai identitas kebesaran
raja-raja yang pernah berkuasa ditanah Jawa. Cerita-cerita Panji yang
direkonstruksi oleh Singasari adalah suatu kebutuhan untuk membangun legitimasi
kekuasaan Singasari yang mulai berkembang.
Wayang
Topeng ini dipakai media komunikasi antara kawulo dan gusti, antara raja dan
rakyatnya. Kemampuan untuk menyerap segala sesuatunya dan membumikan dalam
nilai kejawaan juga banyak terjadi tatkala Islam dan Jawa mulai bergumul dalam
konteks wayang topeng.
Tari Topeng Malangan ini dilakukan oleh beberapa orang dalam
satu kelompok seni atau sanggar tari dengan menggunakan topeng dan kostum
sesuai tokoh dalam cerita yang dibawakan. Cerita yang diangkat dalam
pertunjukan Tari Topeng Malangan biasanya adalah cerita panji dengan tokoh –tokoh
seperti Raden Panji Inu Kertapati (Panji Asmarabangun), Galuh Candrakirana,
Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dll.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang
Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang juga bertugas untuk memberikan
sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen. Untuk musik pengiring pertunjukan
Tari Topeng Malangan ini, biasanya diiringi oleh iringan musik tradirisional
seperti kendang, bonang, gong dan instrument gamelan lainnya. Selain itu,
pertunjukan akan semakin meriahkan dengan adanya Panjak dan Sinden. Khusus
untuk Panjak biasanya dilakukan oleh salah satu penabuh musik pengiring. Selain
bertugas memainkan musik dan menyanyi, Panjak juga sering berkomunikasi dengan
Dalang dan penonton untuk memeriahkan acara.
Written by:
Urvi Annabila
I.Kom.1
Kelompok 28
- 23.40
- 0 Comments
Kepulan asap dan suara klakson
yang sering beradu sudah menjadi pemandangan biasa di Kota Malang. Kota Malang
menjadi salah satu kota yang sering mengalami kemacetan. Tak heran jika “kemancetan” sudah tak asing lagi ditelinga
kita atau bahkan sudah menjadi budaya yang melekat di Kota Malang. Kemacetan itu
sendiri adalah situasi dimana terhentinya arus lalu lintas yang disebabkan
oleh banyaknya jumlah kendaraan yang
melebihi kapasitas jalan. Beberapa ruas jalan yang kerap dilanda
kemacetan, sering terjadi di pertigaan lampu merah Jalan Dinoyo, perempatan
lampu merah ITN dan pertigaan jembatan Soekarno Hatta. Kemacetan itu berada di
tiga titik utama.
Pertama adalah pertigaan depan
kampus UB. Selain banyaknya kendaraan yang memotong jalan untuk masuk ke
kampus, volume kendaraan yang masuk dari Jl. Soekarno Hatta juga terus
mengalami peningkatan.
Kemacetan kedua adalah bertemunya arus dari Jl. Gajayana
dipertigaan lampu merah jl. MT. Haryono. Lebarnya badan jalan di pertigaan yang
tidak mengalami pelebaran dengan tikungan siku yang patah, memperlambat arus
kendaraan.
Kemacetan yang ketiga adalah
depan pasar Dinoyo, yang berdekatan dengan kampus Unisma.
Kurangnya pengawasan dari aparat
setempat seperti kepolisian, ini juga menjadi sebab dari kemacetan tersebut.
Karena tanpa adanya pengawasan, para pengemudi pun tambah menjadi-jadi. Karena tidak adanya pihak yang berwenang
dalam memberikan sanksi pada para pengemudi yang melanggar peraturan. Namun
kita juga tidak sepenuhnya menyalahkan aparat kepolisian. Ini semua tetap
menjadi salah dari pengemudi itu sendiri. Seharusnya semua ini dimulai
dari kesadaran masyarakat itu sendiri dalam mengurangi kemacetan.
Lalu sebab selanjutnya adalah
jalan yang sudah sempit, kendaraan yang padat ditambah lagi penyempitan jalan
karena parker-parkir liar. Penyebab dari adanya parker liar sebeulnya juga dari
masyrakat itu sendiri yang terkadang malas untuk parker di tempat yang resmi.
Memang agak sedikit lebih mahal sih. Namun kalau dipikir-pikir jika kita parker
di tempat yang resmi ini justru akan membuat kita lebih aman dan juga tidak
merugikan orang banyak.
Solusiya adalah dengan dibutuhkan
kesadaran dari para pengemudi itu sendiri, perlunya pengawasan lebih bagi para pelanggar
peraturan lalulintas, jalankan peraturan dengan tegas, dibutuhkan dukungan dari
pemerintah, dan pembenahan fasilitas-fasilitas jalan yang harus di maksimalkan.
Jafna Sabilla
B-Kom-1
Kelompok 28
165120201111023
- 14.30
- 0 Comments
Hello good
people !
Malang memang sangat terkenal akan potensi wisatanya. Setiap tahunnya, ada banyak wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Tujuan wisatanya cukup beragam, mulai dari wisata alam hingga wisata belanja. Ragam model wisata yang dimiliki oleh kota Malang memang menjadi alasan kenapa banyak wisatawan memilih untuk berwisata di sini.
Malang memang sangat terkenal akan potensi wisatanya. Setiap tahunnya, ada banyak wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Tujuan wisatanya cukup beragam, mulai dari wisata alam hingga wisata belanja. Ragam model wisata yang dimiliki oleh kota Malang memang menjadi alasan kenapa banyak wisatawan memilih untuk berwisata di sini.
Nahhh......
Kalau liburan ke malang nih,jalan-jalan,ataupun sekedar lewat, jangan lupa nih coba in ke tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian “BANTENGAN” kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat malang namun baru sekaranglah “BANTENGAN” lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan. Hal ini sangat perlu mendapat apresiasi dari seluruh masyarakat. Penasaran kan ? yuk liat lebih dalam lagi.
Kalau liburan ke malang nih,jalan-jalan,ataupun sekedar lewat, jangan lupa nih coba in ke tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian “BANTENGAN” kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat malang namun baru sekaranglah “BANTENGAN” lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan. Hal ini sangat perlu mendapat apresiasi dari seluruh masyarakat. Penasaran kan ? yuk liat lebih dalam lagi.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KESENIAN
BANTENGAN
Seni Bantengan
yang telah lahir
sejak jaman kerajaan jaman Kerajaan Singasari (situs
candi Jago –
Tumpang) sangat erat kaitannya dengan Pencak Silat. Walaupun
pada masa kerajaan Ken Arok tersebut bentuk kesenian bantengan belum seperti
sekarang, yaitu berbentuk topeng kepala bantengan yang menari. Karena gerakan
tari yang dimainkan mengadopsi dari gerakan Kembangan
Pencak Silat. Tidak aneh memang,
sebab pada awalnya
Seni Bantengan adalah
unsure hiburan bagi setiap
pemain Pencak Silat
setiap kali selesai melakukan latihan
rutin. Setiap grup Bantengan minimal mempunyai 2 Bantengan seperti
halnya satu pasangan yaitu Bantengan jantan dan betina.Walaupun berkembang dari
kalangan perguruan Pencak Silat, pada saat ini Seni Bantengan telah berdiri
sendiri sebagai bagian seni tradisi sehingga tidak keseluruhan perguruan Pencak
Silat di Indonesia mempunyai Grup Bantengan dan begitu juga sebaliknya.
Perkembangan
kesenian Bantengan mayoritas berada di masyarakat pedesaan atau wilayah
pinggiran kota di daerah lereng pegunungan se-Jawa Timur tepatnya
Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro. Permainan kesenian
bantengan dimainkan oleh
dua orang yang berperan sebagai
kaki depan sekaligus
pemegang kepala bantengan dan
pengontrol tari bantengan serta kaki belakang yang juga berperan sebagai ekor
bantengan. Kostum bantengan biasanya terbuat dari kain hitam dan topeng yang
berbentuk kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli banteng. Bantengan
ini selalu diiringi oleh sekelompok orang yang memainkan musik khas bantengan
dengan alat musik berupa gong, kendang, dan lain-lain. Kesenian ini dimainkan
oleh dua orang laki-laki, satu di bagian depan sebagai kepalanya, dan satu di
bagian belakang sebagai ekornya. dan biasanya, lelaki bagian depan akan
kesurupan, dan orang yang di belakangnya akan mengikuti setiap gerakannya. Tak
jarang orang di bagian belakang juga kesurupan. tetapi, sangat jarang terjadi
orang yang di bagian belakang kesurupan sedangkan bagian depannya tidak.
bantengan dibantu agar kesurupan oleh orang (laki-laki) yang memakai pakaian serba
merah yang biasa disebut abangan dan kaos hitam yang biasanya di sebut irengan.
Bantengan juga selalu diiringi oleh macanan. kostum macanan ini terbuat dari
kain yang diberi pewarna (biasanya kuning belang oranye), yang dipakai oleh
seorang lelaki. macanan ini biasanya membantu bantengan kesurupan dan
menahannya bila kesurupannya sampai terlalu ganas. Namun tak jarang macanan
juga kesurupan.
Menarik bukan?
Jadi, budaya ini pun masih terjaga sampai dengan sekarang. Kebudayaan di indonesia tetap harus di lestarikan serta di jaga. Karena apabila kelestarian budaya tidak terjaga, maka apa kata dunia? Karena beragam kebudayaan di indonesia ini sangatlah banyak dan indah.
Menarik bukan?
Jadi, budaya ini pun masih terjaga sampai dengan sekarang. Kebudayaan di indonesia tetap harus di lestarikan serta di jaga. Karena apabila kelestarian budaya tidak terjaga, maka apa kata dunia? Karena beragam kebudayaan di indonesia ini sangatlah banyak dan indah.
Ditulis oleh
Izzani Wida M
E-KOM-1
Kelompok 28
165120201111065
Universitas Brawijaya
Izzani Wida M
E-KOM-1
Kelompok 28
165120201111065
Universitas Brawijaya
- 14.03
- 0 Comments